Seperti kata Ir. Soekarno “jasmerah”
jangan sekali-sekali melupakan sejarah. Setiap pembentukan
suatu kota pasti tidak asing dengan yang namanya sejarah, trmasuk kota
Cirebon sendiri.
Menurut beberapa sumber yang saya dapat, tepatnya menurut P.S
(Pangeran Sulaeman) Sulendraningrat (Sejarahwan Cirebon) dalam karya yang
ditulisnya “Babad Tanah Sunda Babad Cirebon” dan atja pada naskah “Carita
Purwaka Caruban Nagari” Cirebon adalan sebuah Dukuh kecil yang dibangun oleh
seorang Mangkubumi dari Kerajaan Sing Apura .yang lama kelamaan dukuh yang dulu
kecil ini berkemabg menjadi desa yang ramai oleha para pendatang dari berbagai
suku, agama, bahasa, adat istiadat, baik untuk bertempat tinggal atau
berdagang, makanya dinamakan dari kata berbahasa sunda “Caruban” yang berarti
Campuran.
(Babad Tanah Sunda Babad Cirebon)
Karena Lokasi yang berada di
pesisir pulau jawa, secara tidak langsung menjadikan sebagian mata pencaharian
masyarakat adalah nelayan penangkap ikan, serta udang rebon dan pembuat terasi
dan garam, nah hasil air pembuatan terasi dari udang rebon ini yang disebut cai-rebon
(dalam bahasa sunda) yang berarti air rebon dan yang lama kelamaan dari
mulut kemulut menjadi Cirebon.
(Pelabuhan Cirebon tempo dulu)
Dengan lokasi yang strategis
(dahulu belum ada mobil ya sob) makanya daerah pinggir-pinggir pantai merupakan
daerah strategis karena perahu merupakan
transportasi utama. Cirebon menjadi pelabuhan yang ramai nih sob,Bisa dikatakan pelabuhan penting di pesisir utara Jawa dan lama kelamaan menjadi besar, selain
itu Cirebon merupakan cikal-bakal menjadi pusat penyebaran agama Islam di Pulau
Jawa.
Maka tidak heran di kota cirebon banyak sekali tempat tempat yang memiliki sejarah tentang penyebaran agama islam.
Maka tidak heran di kota cirebon banyak sekali tempat tempat yang memiliki sejarah tentang penyebaran agama islam.